Ritual Bulan Suci di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur
<script data-ad-client="ca-pub-5022506125934657" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script data-ad-client="ca-pub-5022506125934657" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
SENYAWA
HIDROKARBON
A. TUJUAN
PERCOBAAN
Percobaan
ini bertujuan untuk membedakan hidrokarbon jenuh dan tak jenuh
B. Hari/tanggal
:jumat/ 11 november 2016
C.
DASAR TEORI
Dalam bidang kimia, hidrokarbon
adalah sebuah senyawa yang tersusun atas dari unsur
karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan
atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai karbon tersebut. Pembakaran
sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan
karbon dioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa
hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2),
dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah minyak bumi dan
batu bara.
Adanya uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru yang
akan menjadi berwarna merah muda dengan adanya air. Sedangkan adanya gas karbon
dioksida dapat dideteksi dengan menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau
Ba(OH)2) melalui reaksi:
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq)
--> CaCO3 (s)
+ H2O (l)
Atom karbon memiliki empat elektron valensi. Keempat elektron valensi
tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui penggunaan
bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat
berikatan kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk
molekul metana (CH4). Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain,
atom karbon dapat juga berikatan kovalen dengan atom karbon lain,
baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga. Kecenderungan atom karbon dapat berikatan
dengan atom karbon lain memungkinkan terbentuknya senyawa karbon
dengan berbagai struktur (membentuk rantai panjang atau siklik).
Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam
molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa
alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon
yang rantai C-nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan
jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan tidak jenuh. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang
rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Akibatnya, setiap atom karbon terikat sebanyak atom hidrogen yang
mungkin. Hidrokarbon jenuh diberi nama umum alkana, yang selalu diakhiri dengan
-ana dan memiliki awalan yang
menunjukkan berapa banyak atom karbon yang dimilikinya. Hidrokarbon dapat
membentuk rantai lurus, rantai bercabang, atau cincin. Hidrokarbon berbentuk
cincin yang disebut hidrokarbon siklik. Senyawa
alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C-nya terdapat ikatan
rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan
memiliki rangkap tiga dinamakan alkuna.
Senyawa
hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan
lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi
menjadi senyawa alisiklik dan aromatik. senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon
alifatik yang membentuk rantai tertutup. Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon
yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.
a. Senyawa
hidrokarbon alifatik, yaitu senyawa hidrokarbon yang membentuk rantai
karbon dengan ujung terbuka, baik berupa rantai lurus atau bercabang.
Senyawa alifatik dibedakan sebagai berikut
v Senyawa
hidrokarbon jenuh/tersaturasi adalah senyawa hidrokarbon yang berikatan
kovalen tunggal. Gas alam dan minyak bumi tergolong hidrokarbon alifatik.
Contohnya, senyawa alkana.
v Senyawa
hidrokarbon tidak jenuh adalah senyawa hidrokarbon yang berikatan kovalen
rangkap dua atau rangkap tiga. Contohnya alkena dan alkuna.
b. Senyawa
hidrokarbon siklik adalah senyawa hidrokarbon dengan ujung rantai karbon
tertutup. Senyawa siklik dibedakan sebagai berikut.
v Senyawa
hidrokarbon alisiklik adalah senyawa golongan alifatik dengan ujung rantai
karbon tertutup. Contohnya sikloheksana dan sikloheksena.
v Senyawa
hidrokarbon aromatik adalah senyawa benzena dan turunannya.
Contoh hidrokarbon aromatik yaitu benzena, naftalena, toluena, dan
sebagainya.
v Sikloalkana
adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum
untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.
v Hidrokarbon aromatik, juga dikenal
dengan arena,
adalah hidrokarbon yang paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.
Beberapa sifat dari senyawa
hidrokarbon sebagai berikut:
·
Secara fisik, senyawa hidrokarbon bersifat
nonpolar sehingga senyawa karbon tidak dapat larut dalam pelarut polar.
·
Hidrokarbon
dengan atom karbon yang lebih besar/banyak memiliki titik didih dan titik leleh
tinggi, sehingga beberapa dari mereka adalah padatan pada suhu kamar.
D.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
ü Tabung
reaksi
2. Bahan
ü Sikloheksena
ü Benzena/toluena
ü Kertas
lakmus
ü Kalium
permanganat (KMnO4) 0,01 M
ü Asam
sulfat pekat (H2SO4)
E.
PROSEDUR KERJA
a. Reaksi
dengan KMnO4: tes bayer
1. Mengambil
2 buah tabung reaksi.
2. Mengisi
tabung 1 dengan 5 tetes sikloheksana dan tabung 2 dengan benzena/toluena
3. Menambahkan
KMnO4 0,01 M kedalam kedua tabung, kemudian kocok.
b. Reaksi
dengan H2SO4 pekat
Mengulangi
percobaan a dengan memakai 2 tetes H2SO4 pekat sebagai
ganti KMnO4.
Pertanyaan:
1. Berikan
anggota-anggota dalam seri alkana , alkena, dan alkuna ! tuliskan semua
struktur dari setiap senyawa.
2. Jelaskan
semua pengamatan secara terpri dalam percobaan ini !
3. Berikan
empat macam reaksi kimia organik.
F.
DATA PENGAMATAN
a. Reaksi
dengan KMnO4: tes bayer
No
|
Kegiatan
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
Tabung
1: mereaksikan 5 tetes sikloheksana dengan KMnO4 0,1 M
|
Terdapat
gelembung gas, KMnO4-nya berada didasar tabung dan diatasnya
sikloheksana. Tidak terjadi reaksi.
|
2.
|
Tabung
2: mereaksikan benzena atau toluena dengan KMnO4
|
tetap
tinggal didasar tabung, tidak terjadi reaksi, dimana larutan ungu tetap
didasar tabung dikocok terdapat gelembung gas kemudian menghilang.
|
b. Reaksi
dengan H2SO4 pekat.
No
|
Kegiatan
|
Hasil
pengamatan
|
1.
|
Tabung
1: mereaksikan 5 tetes sikloheksana dengan 5 tetes H2SO4 pekat.
|
Membentuk
2 lapisan, yaitu didasar tabung dan tengah tabung
|
2.
|
Tabung
2: mereaksikan 5 tetes benzena atau toluena dengan 5 tetes H2SO4
pekat.
|
Terdapat dua lapisan dan ketika dikocok menjadi kuning
kehijauan.
|
G.
ANALISIS DATA
a. Reaksi
dengan KMnO4: tes bayer
Pada
tabung 1 (sikloheksana + KmnO4)
ketika kami meneteskan KMnO4
kedalam silkoheksena, KMnO4 tidak mengalami perubahan warna. KMnO4
awalnya berwarna ungu, tetap berwarna ungun dalam larutan.
Penjelasan
reaksi:
Sikloheksana tidak bisa bereaksi
dengan KMnO4 karena sikloheksana merupakan senyawa aromatik yang
memiliki cincin. Umumnya, Sikloalkana
adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Senyawa yang
memiliki cincin akan sukar bereaksi meskipun dengan oksidator kuat.
Pada
tabung 2 (benzena/toluena + KMnO4)
ketika kami tetesi KMnO4 kedalam
benzena/toluena tidak terjadi reaksi, dimana KMnO4 tetap berwarna
ungu.
Reaksi benzena
dengan KMnO4:
Mekanisme
reaksinya:
Penjelasan mekanisme reaksi:
Pada senyawa KMnO4, terjadi perbedaan
keelektronegatifan dimana O lebih elektro negatif dari pada K sehingga elektron
ikatan cenderung putus ke atom O, akibatnya O lepas sebagai O- dan K
lepas sebagai K+. Juga atom O yang membentuk ikatan phi (rangkap 2)
dengan Mn mengalami perbedaan kelektronegatifan, dimana O lebih elektronegatif
dari Mn sehingga elektron ikatan putus ke atom O, akibatnya O lepas sebagai O-
dan Mn menjadi parsial positif. Jadi, secara keseluruhan senyawa KMnO4
memiliki 2 atom O yang bermuatan negatif (O-) dan 1 ion K+.
Pada senyawa benzena, sebagai senyawa aromatik,
benzena memiliki 3 ikatan rangkap dua (ikatan phi). Dan kita ketahui bersama
bahwa ikatan phi mudah untuk direduksi oleh oksidator seperti KMnO4.
Sehingga dalam percobaan yang kami lakukan, KMnO4 langsung mereduksi
ikatan phi (ikatan rangkap dua), melalui dua ion O- nya. Ketika dua
ion O- dari MnO4- menyerang ikatan phi pada
benzena, antara atom O dan Mn terjadi perbedaan kelektronegatifan, diamana O
lebih elektronegatif dari Mn sehingga O yang berikatan dengan benzena putus
sebagai O- dan Mn menjadi parsial positif.
Pada senyawa air yang melarutkan KMnO4
juga terjadi perbedaan kelektronegatifan, dimana O lebih elektronegatif dari H
sehingga O lepas sebagai O- dan H sebagai H+. Ion H+
ini menyerang O- pada benzena sehingga membentuk alkohol dan ion K+
bereaksi gugus –OH dari molekul air tadi membentuk KOH. sehingga hasil sampingnya adalah sisa reaksi
KMnO4 yaitu MnO2
dan KOH, serta sisa air (H2O) yang melarutkan KMnO4.
b. Reaksi
dengan H2SO4 pekat.
Pada
tabung 1 (sikloheksana + KMnO4)
ketika kami mereaksikan sikloheksana dengan H2SO4
tidak mengalami perubahan. Persamaan reaksi:
Pada saat asam sulfat direaksikan dengan
sikloheksana tidak terjadi reaksi,
karena jenis ikatan sikloheksana merupakan tunggal (C-C dan C-H), sehingga
tidak mungkin diadisi lagi oleh H2SO4 pekat.
Pada tabung (benzena + H2SO4
pekat)
Ketika H2SO4 pekat
direaksikan dengan benzena, awalnya tidak terjadi reaksi, tetapi setelah
dikocok terjadi perubahan. Hal ini mengindikasikan bahwa benzena bereaksi
lambat dengan H2SO4 pekat dingin. Jenis reaksi yang
terjadi adalah reaksi sulfonasi. Untuk dapat bereaksi dengan benzena, 2 molekul
H2SO4 harus terurai terlebih dahulu (pembentukan
elektrofil) menjadi ion SO3-
, H2O dan HSO-4
Mekanisme
pembentukan elektrofil, SO3:
Penjelasan
mekanisme reaksi:
Untuk mendapatkan ion SO3-, 2
molekul H2SO4 terurai menjadi ion ion kompleks. Pada
senyawa tersebut, terjadi perbedaan kelektronegatifan, dimana O lebih elektro
negatif dari H sehingga elektron ikatan cenderung putus ke O. Akibatnya O lepas
sebagai O- dan H lepas sebagai H+. Asam sulfat yang
paling kiri, melepaskan 1 atom H dan asam sulfat sebelah kanan melepas –OH
sehingga membentuk air (H2O), selain itu asam sulfat bagian kanan
juga melepas 1 atom H-nya sehingga ion H+ berikatan sementara dengan
air.. Asam sulfat sebelah kiri kehilangan satu atom H membentuk ion HSO-4
. asam sulfat bagian kanan kehilangan 1 gugus –OH membentuk SO3-
.
Mekanisme
reaksi benzena dengan asam sulfat.
Ion-ion
asam sufat diatas kemudian bereaksi dengan benzena.
Penjelasan reaksi:
Pada senywa benzena, setiap sudut
bangun ruang merupakan senyawa karbon yang mengikat dua atom H jika ikatannya
tunggal dan mengikat 1 atom H jika ikatannya rangkap 2. Atom H yang berikatan pada atom C yang
berikatan rangkap dua merupakan H tersier sehingga terprotonasi menjadi H+
dan C pada ikatan phi menjadi C-.
Selanjutnya ion +SO3
bereaksi dengan C- pada ikatan phi benzena dan H yang berikatan
sementara dengan air tadi bereaksi dengan O- dari ion SO3-
sehingga membentuk benzenasulfonat.
Kemudian ion H+ yang terprotonasi tadi bereaksi dengan O-
pada ion HSO4- membentuk asam sulfat (H2SO4).
Dan hasil dari reaksi ini menyisahkan air (H2O).
H.
PEMBAHASAN
v Reaksi
dengan KMnO4: tes bayer
Menurut
teori, Hidrokarbon dapat diidentifikasi dengan beberapa uji, yaitu uji bromin
dan uji Baeyer. Uji bromin bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya dalam
mempercepat terjadinya reaksi hidrokarbon. Hasil positif uji bromin apabila gas
HBr berwarna coklat sampai kuning terbentuk. Sifat gas ini bersifat asam dan
beracun. Uji Baeyer dilakukan untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon
alifatik, alisiklik, dan aromatik terhadap oksidator KMnO4 yang merupakan
katalis. Hasil positif uji Baeyer ditandai dengan adanya perubahan pada larutan
yang tidak berwarna hingga menjadi endapan hitam (Andrian, 2012).
Pada
percobaan kali ini kami Uji ketidakjenuhan menggunakan oksidasi KMnO4. Reaksi
yang ditunjukan adalah larutan tidak mengalami perubahan dan terdapat cincin
ungu berarti tidak terjadi reaksi, hal ini karena sikloheksana sifatnya jenuh
sehingga tidak dapat bereaksi. Dari segi reaktifitas umumnya alkana dan
silkoalkana, semua alkana dan sikloalkana, termasuk sikloheksana dengan cincin
lingkar 5 atau lebih meruapakan senyawa inert. Senyawa-senyawa tersebut
inert/sukar bereaksi dengan hampir semua jenis pereaksi. Sejumlah reaksi
terbatas pada alkana dan sikloalakana, namun terbatas pada kondisi yang
eksterm. Keadaan ini sesuai dengan sifat-sifat ikatan sigma/tunggal, yaitu
kuat, stabil dan tidak mudah putus. Unutk memutuskan ikatan tunggal tersebut,
membutuhkan energi atau panas yang relatif cukup tinggi.
Uji
ini juga digunakan pada larutan toluena/benzena. uji dengan KMnO4.
larutan KmnO4 dicampurkan dengan toluena/benzena tidak terjadi reaksi dan terdapat
endapan berwarna ungu. Karena pada reaksi ini masih ada endapan ungu, dan
warnanya itu sama dengan warna KMnO4
sebelum bereaksi, membuat kami menyatakan bahwa antara benzena dan KMnO4
tidak terjadi reaksi pada data pengamatan diatas.
Sesungguhnya,
ketika benzena direaksikan dengan KMnO4 terjadi sedikit perubahan
warna larutan dari ungu menjadi kecoklatan dan terdapat endapan cincin ungu
didasar tabung. Hal ini menunjukkan terjadinya reaksi oksidasi dimana ikatan
rangkap diubah menjadi ikatan tunggal dalam hal ini ikatan pada ikatan
rangkap dua terputus karena sifatnya yang lebih lemah.
v Reaksi
dengan H2SO4 pekat.
Pada saat direaksikan dengan asam
sulfat pekat dingin, sikloheksana tidak larut karena H2SO4 merupakan
senyawa polar, hal ini dibuktikan dengan terbentuknya 2 fasa pada saat
pencampuran. sikloheksana juga tidak bereaksi dengan H2SO4 karena
tidak terjadi perubahan suhu. Hal ini disebabkan karena alkana (sikloheksana)
bersifat jenuh sehingga mempunyai sifat sukar bereaksi dibandingkan dengan
senyawa organik lain yang memiliki gugus fungsional sekalipun direaksikan
dengan asam sulfat.
Penyebab kurang reaktifnya
senyawa sikloheksana (alkana dan sikloalkana pada umumnya) adalah karena hibridisasi alkana
dan sikloalkana adalah sp3 sehingga kelektronegatifannya kecil dan tidak
mempunyai ikatan hidrogen meskipun karbon mengikat hidrogen, akibatnya senyawa
alkana dan sikloalkana tidak larut dalam senyawa polar, seperti air dan
alkohol, karena alkana dan sikloalkana itu sendiri adalah senyawa nonpolar
dimana gaya tarik antar molekulnya lemah.
Pada saat benzena direaksikan dengan
asam sulfat pekat dingin, terjadi perubahan reaksi seperti yang ditunjukkan
pada data pengamatan diatas. Ketika asam sulfat pekat dingin bereaksi dengan
asam sulfat tabung reaksi terasa panas, mengindikasikan bahwa asam sulfat
melalui elektrofil SO3- bereaksi dengan benzena dengan
menyerang ikatan phi (ikatan rangkap dua) pada benzena. Jenis reaksi ini adalah
reaksi reaksi subsitusi. Hal ini disebabkan karena benzena, seperti halnya
senyawa aromatik lain, mengandung sumber elektron yang kaya, yang lazim dikenal
dengan kabut elektron phi (ikatan phi/rangkap dua). Seperti pada alkena dan
alkuna, elektron pada kabut elektron phi tidak terikat kuat sehingga elektron(elektrofil)
itu dapat diberikan kepada spesies yang kekurangan elektron. Sehingga reaksi
dasar senyawa aromatik, khusus pada praktikum dengan benzena adalah reaksi
subsitusi elektrofil, bukan reaksi adisi.
I.
KESIMPULAN
Dari
percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.
Senyawa hidrokarbon jenuh/tersaturasi adalah
senyawa hidrokarbon yang berikatan kovalen tunggal.
2.
Senyawa hidrokarbon tidak jenuh adalah senyawa
hidrokarbon yang berikatan kovalen rangkap dua atau rangkap
tiga. Contohnya alkena dan alkuna.
v Senyawa
hidrokarbon siklik adalah senyawa hidrokarbon dengan ujung rantai karbon
tertutup. Senyawa siklik dibedakan sebagai berikut.
v Senyawa
hidrokarbon alisiklik adalah senyawa golongan alifatik dengan ujung rantai
karbon tertutup. Contohnya sikloheksana dan sikloheksena.
3.
Senyawa hidrokarbon
aromatik adalah senyawa benzena dan turunannya. Contoh
hidrokarbon aromatik yaitu benzena, naftalena, toluena, dan sebagainya.
4.
Sikloalkana
adalah hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Rumus umum
untuk hidrokarbon jenuh dengan 1 cincin adalah CnH2n.
5.
Hidrokarbon aromatik, juga dikenal
dengan arena,
adalah hidrokarbon yang paling tidak mempunyai satu cincin aromatik.
6.
Oksidator seperti KMnO4 dan H2SO4
tidak dapat bereaksi dengan sikloheksana karena sikloheksana merupakan senyawa
hidrokarbon jenuh.
7.
Oksidator seperti KMnO4 dan H2SO4
dapat bereaksi dengan benzena karena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh
dan memiliki ikatan phi dan ikatan phi mudah putus, sehingga oksidator dapat
bereaksi dengan benzena/toluena.
Silahkan Klik : disini
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden
dan fessenden.1982.Kimia Organik Edisi
Ketiga Jilid 1 Dan 2.Erlangga:Jakarta
Cotton
dan wilkinson.1973.Kimia Anorganik Dasar.universitas
indonesia press:Jakarta